Selasa, 07 Februari 2017

Penghalang Untuk Sampai Kepada Alloh - Minhajul 'Abidin - Buya Yahya

Kajian Minhajul ‘Abidin  Bersama Buya yahya
Cirebon, Sabtu 7 Jumadil Awwal 1438 H / 4 Februari  2017 M
Oleh Ahmad Nurhudaya /  Huda Elhadi 
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, و به نستعين على أمور الدنيا و الدين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين و على أله و صحبه أجمعين ( اما بعد )

PENGHALANG KITA SAMPAI KEPADA ALLOH
Pada pertemuan ini Imam Gozali didalam kitab minhajul abidin mengatakan bahwasanya. Ada beberapa model penghalang kita untuk sampai kepada Alloh.

Penghalang ada 2 model        :
1.      Penghalang yang bersifat seterusnya
2.      Penghalang yang membuat kita terhenti dalam artian memperlambat kita sampai kepada Alloh
Kita harus bisa melewati rintangan penghalang tersebut agar kita bisa sampai kepada Alloh , kalau kita gagal , maka gagallah kita tidak akan sampai kepada Alloh .
Seorang penyair berkata :
“ Awas jangan sampai kau terbuai dengan angan – anganmu, alangkah banyaknya sesuatu yang dibenak kita yang kita ingin mengikuti dan menurutinya , ternyata disitulah kehancuran kita “

Hendaknya kita sebagai seorang hamba menyerahkan segala urusan kita kepada Alloh, minta petunjuk kepada alloh yang terbaik untuk kita , dengan begitu engkau tidak akan mengetahui kecuali kebenaran dan kebaikan.
Apapun yang terdapat didalam hati kita, unek – unek kita maka keinginanmu ada yang kita harus kerjakan atau tidak ,maka cara yang diajarkan oleh nabi adalah setelah kita memilih dengan akal kita, setelah itu kita serahkan kepada Alloh SWT, dengan cara kita solat istikhoroh . Karena alloh maha mendengar lagi maha mendengar .
Alloh berfirman :
مَّا خَلۡقُكُمۡ وَلَا بَعۡثُكُمۡ إِلَّا كَنَفۡسٖ وَٰحِدَةٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِيرٌ ٢٨

28. Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat

            Bagaimana caranya pasrah agar kita mendapatkan apa yang kita inginkan , kata imam gozali ada 2 fasl agar menjadi jelas permasalahannya :
1.                     1.   Apa yang akan kita serahkan kepada Alloh, 
2.   Mengetahui  tafwidz dan apa saja batasannya dalam tafwidz ( menyerahkan kepada      Alloh )

Keinginan yang ada didalam hatimu yang ingin engkau laksanakan ada 3 model :
1.    Jika Keinginanmu yang engkau tau dengan yakin bahwasanya keinginanmu itu jelek
Contoh :
Mau nyuri , jika mau nyuri gak ada istikhoroh didalamnya, karena permasalahan jika yang jelas jeleknya maka tidak ada pembahasan tafwidz didalamnya gak ada perlunya istikhoroh, kata imam gozali mengatakan “ jika sudah jelas tidak ada keraguan didalamnya bahwasanya sesuatu tersebut melanggar syariat, kekufuran, melakukan hal yang bid’ah , maka dalam hal itu tidak boleh bagi kita ada kemauan untuk kesana , gak ada keragu2an maju / mundur… jika itu kemaksiatan tidak ada ragu2 .. karena jika itu maksiat maka mundur

2.    Jika keinginanmu itu mengandung sesuatu yang bisa mengantarkanmu kepada surga maka kamu wajib menghendaki sesuatu tersebut. Jika itu bersifat kebaikan yang wajib jangan ragu untuk melaksanakannya .

3.    Keinginanmu yang engakau hendaki terjadi didalam dirimu dan keluargamu tapi kamu tidak tau pasti apakah jika sesuatu tersebut engkau laksanakan akan membuahkan kebaikan atau malapetaka , poin pertama jika itu harom maka wajib kau tinggalkan , poin ke 2 jika itu berbentuk kewajiban wajib kau lakukan , poin ke 3 ini sesuatu yang tidak wajib juga tidak harom , maka disinilah diberlakukakn dan dianjurkan untuk tawfidz kepada Alloh, sebab kalo harom harus ditinggalkan  

Jika engkau ingin melakukan sesuatu yang tidak wajib, kalo wajib harus dilakukan. Atau engkau meninggalkan sesuatu yang tidak harom , sesuatu yang boleh ditinggalkan boleh tidak, maka anda boleh memilih salah satunya dengan catatan , syaratnya harus ada istisna, yaitu “ saya pilih ini dengan catatan harus ada kebaikan yang aku dapat  lebih, kita harus memiliki gambaran seperti itu, baru setelah itu kita boleh yang namanya tawfidz, maka ketahuilah jika kita sudah memilih kemudian kita serahkan kepada Alloh maka benarlah apa yang kita pilih.

Jika kita memilih sesuatu akan tetapi tidak ada harapan kebaikan dibalik itu semuanya, maka itu namanya rakus / tamak yang memastikan untuk melaksanakan sesuatu yang tidak wajib / melaksanakan sesuatu yang tidak harom anda melakuakn itu, tanpa harapan kemuliaan , tanpa ada syarat kebaikan dibalik itu semua, maka ketahuilah dalam keadaan ini anda termasuk orang yang rakus, yang tercela dan yang dilarang .

Jadi tempatnya tawfidz itu adalah “ segala sesuatu yang engkau inginkan , tapi dibalik itu semua belum jelas, apakah maslahah untukmu atau berdampak kejelekan, pokoknya sesuatu tersebut tidak wajib dan tidak harom, tapi didalamnya bisa baik bisa tidak baik , maka selagi anda tidak tahu pasti bakal baik, maka itu namanya spekulasi 


Wallohu a’lam Bisssowab



Tidak ada komentar:

Posting Komentar